Banda Aceh – Ikatan Guru
Indonesia (IGI) Wilayah Aceh menyambut baik kehadiran Kurikulum Prototipe untuk
mendorong pemulihan pembelajaran. Sambutan baik tersebut disampaikan Ketua IGI
Wilayah Aceh, Drs Imran, saat mengikuti sosialisasi Kurikulum Prototipe pada
Selasa (21/12) di kantor LPMP Aceh.
Menurut Imran, perubahan
kurikulum tidak dapat dielakkan dan harus disesuaikan dengan keadaan. Dalam
penerapan Kurikulum Prototipe, Imran menyoroti betapa pentingnya penguatan
literasi bagi guru dan siswa.
“Sebagai organisasi profesi guru,
IGI akan mendukung semua program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Kurikulum sudah seharusnya mengalami perubahan, terutama di
masa digitalisasi ini. Tetapi persoalan mendasar kita yaitu kemampuan literasi
yang rendah harus ditingkatkan,” ujar Imran.
Dikatakan Imran bahwa selama
pandemi Covid-19, adanya kehilangan pembelajaran atau learning loss pada
siswa. Untuk itu, lanjut Imran, perlu perlu dilakukan pemulihan pembelajaran.
Imran mendorong pemerintah untuk memiliki strategi guna mengajak anak-naka
kembali bersemangat mengikuti pembelajaran tatap muka.
Pada kesempatan tersebut, Imran
mengapresiasi pemerintah yang kerap mendukung kegiatan IGI dan bersedia
bekerjasama. Salah satunya penyelenggaraan pelatihan guru yang bekerjasama
dengan IGI.
“Meskipun secara anggaran kami
lakukan secara mandiri, tetapi Dinas Pendidikan bersedia menyurati guruguru
untuk belajar dengan kami. Demikian juga sertifikat pelatihan yang diselenggarakan
IGI ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan sehingga emakin banyak guru
yang tertarik mengikuti pelatihan IGI,” ungkap Imran.
Sementara itu Plt Kepala
Perbukuan Kemendikbudristek, Supriyatni, menegaskan bahwa Kurikulum Prototipe
merupakan opsi tambahan bagi satuan pendidikan guna melakukan pemulihan
pembelajaran selama kurun 2022 – 2024.
“Dalam pengembangannya, kita
melakukan penyusunan dan pengembangan struktur kurikulum, capaian pembelajaran,
prinsip pembelajaran, hingga asesmen. Dalam penerapannya, satuan pendidikan kita
berikan otoritas untuk mencapai pembelajaran di setiap fase,” terang
Supriyatno.
Supriyatno menuturkan bahwa
operasional Kurikulum Prototipe dapat dikembangkan sesuai dengan kesiapan dan
karakteristik di sekolah. Sekolah, kata Supriyatno, diberikan keleluasaan untuk
memilih dan memodifikasi perangkat ajar dari contoh yang disediakan pemerintah
atau Menyusun sendiri perangkat ajar sesuai karakteristik peserta didik.
“Kemdikbudristek tetap
menyediakan perangkat ajar seperti buku teks pelajaran, contoh modul ajar mata
pelajaran, maupun contoh proyek Profil Pelajar Pancasila,” pungkas Supriyatno.
(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar