Bireuen – Drs Imran, guru SMAN 8 Banda Aceh, terpilih sebagai ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Aceh. Imran terpilih dalam Musyawarah Wilayah (Muswil II) IGI Aceh yang berlangsung pada tanggal 20 – 21 Maret 2021 di Bireuen.
Terdapat 3 (tiga) calon ketua wilayah (ketwil) IGI Aceh yang bertarung dalam Muswil tersebut. Mereka adalah Drs Imran (guru SMAN 8 Banda Aceh), Khaidir SE MPd (guru SMPN 5 Langkahan, Aceh Utara), dan Maswadi SPd (Kepala SLBN Aceh Jaya). Sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga (ART) IGI, calon ketwil harus berprofesi sebagai guru yang terdaftar di Dapodik dan memiliki sertifikat pendidik.
Ketiga calon ketwil memaparkan visi misi di depan presidium siding dan peserta Muswil II IGI Aceh. Pemilihan diutamakan berlangsung secara musyawarah mufakat sesuai dengan ART IGI. Dalam musyawarah pertama yang difasilitasi oleh unsur dewan kehormatan IGI pusat, pengurus IGI pusat, mantan pengurus IGI Aceh, ketua IGI Bireuen, dan salah satu presidium siding tersebut, salah satu calon yaitu Maswadi mengundurkan diri dan mendukung Imran.
Musyawarah muafakat masih belum menemui kesepakatan sehingga dilanjutkan dengan musyawarah kedua. Dalam musyawarah kedua yang berjalan cukup alot, Khaidir dengan legowo merelakan IGI Aceh periode 2021 – 2026 dipimpin kembali oleh Imran.
Sebelumnya saat membuka Muswil II IGI Aceh Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Alhudri MM, saat membacakan sambutan Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, menjelaskan bahwa visi, misi dan tujuan didirikan IGI sejalan, sinergi dan seiring dengan visi dan misi Pemerintah Aceh melalui Program unggulan Aceh Carong. Dengan kolaborasi yang baik maka akan mempercepat tercapainya tujuan pembangunan pendidikan yang berkualitas di Aceh.
“Kami mengharapkan peran IGI bersama-sama Pemerintah Aceh untuk dapat meningkatkan profesionalisme dan kompetensi para pendidik yang akhirnya akan mampu berkontribusi nyata untuk menghadapi tantangan, hambatan dan masalah yang sangat komplek di bidang pendidikan”, ujar Alhudri saat membacakan pidato Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, MT.
Dikatakan Alhudri bahwa melalui motto sharing and growing together, ia meyakini IGI akan menjadi komunitas yang tepat bagi siapa saja yang konsen terhadap pentingnya memajukan pendidikan.
“Saya meminta semua pihak dapat memainkan peran sesuai kewenangan masing-masing agar semua kendala dapat diselesaikan satu persatu. Sehingga akan mampu melahirkan generasi muda yang cakap religius, kreatif, inovatif, pekerja keras, berdaya saing tinggi, serta berkarakter ke Aceh-an yang kental,” harap Alhudri.
Sementara itu Ketua IGI Wilayah Aceh periode 2016 – 2021, Drs Imran, menerangkan bahwa sejak 2016 IGI mengadakan berbagai pelatihan berbasis digital kepada guru dan siswa sebagai upaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Aceh.
“IGI Aceh telah menerbitkan lebih hampir 600 judul buku karya guru-guru anggota IGI dan siswa yang dibimbing oleh pelatih IGI. IGI Aceh terus bergerak dan melatih kemampuan guru, terutama dalam menggalakkan program literasi serta menyediakan ruang pojok baca di sekolah-sekolah guna membiasakan guru dan siswa untuk rajin membaca dan menulis,” tutur Imran.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Aceh yang
diwakili Kepala Dinas Pendidikan, Alhudri, meluncurkan jurnal IGI “Aceh Edukasi”.
Jurnal tersebut menjadi wadah bagi guru untuk mempublikasikan hasil penelitian
maupun karya inovatif. (*)
Sumber: acehsiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar